Saturday, March 7, 2009

UJIAN AKHIR

Hampir setiap mahasiswa yang akan menghadapi ujian sarjana pastilah akan merasakan tegang, sesiap apapun dan siapapun dia. Tegang karena membayangkan pertanyaan ujian yang mungkin sulit untuk dijawab, tegang karena mungkin skripsinya salah buat (???), tegang karena takut salah ngomong atau tegang karena hal-hal lain yang belum pernah terbayangkan dan sebentar lagi akan dialaminya sendiri.

Kawan-kawan yang akan menghadapi ujian bersamaku juga tegang, termasuk aku sendiri. Pe’i kelihatan sekali wajah tegangnya, hampir setiap saat aku lihat dia membolak-balik skripsi (yang harusnya sudah hapal diluar kepala), sambil sesekali diselingi membaca doa yang panjang (dan mungkin juga sekalian membaca mantra). Dirham wajahnya masih terlihat sedih karena baru beberapa hari ditinggal ibunya menghadap yang punya kehidupan, matanya sesekali terlihat berkaca-kaca. Romas tak jauh berbeda dengan Pe’i, mulutnya komat-kamit sambil matanya melihat skripsinya yang cukup tebal. Tapi aku yakin kalau aku lebih hapal isi skripsi tersedut dibandingkan Romas karena skripsi tersebut aku yang mengetiknya. Dengan dibayar tentunya.

Harry hanya modar-mandir saja sambil tertawa melihat kawan-kawannya pada stress. Ya, jelas saja dia tidak strees saat ini karena dia belum membuat tugas akhir. Nilainya masih banyak yang harus diperbaiki karena tidak pernah berdoa sebelum ujian, mencontoh Yuri Gagarin katanya...yang bisa keluar angkasa tanpa berdoa. Padahal sok tahu saja dia, karena sebelum Yuri Gagarin keluar angkasa sebenarnya dia pernah memintaku untuk memimpin doa supaya misi mereka keluar angkasa sukses, dan itu yang tidak Harry ketahui...hehehe..

Kawan-kawan yang lainpun sama, bolak-balik kayak setrika-an sambil mengintip melalui jendela melihat kawan yang sedang diuji di dalam ruangan. Sesekali mencoba mencari jawaban sambil membuka-buka literatur yang dibawa. Semakin lama kulihat wajah mereka semakin kusut karena semakin bingung. Semakin banyak pertanyaan ujian yang mereka tidak tahu jawabannya. Semakin stress....

Aku juga sebenarnya bingung karena semakin banyak ternyata yang aku tidak tahu. Skripsiku sangat tipis, lebih tebal sedikit dari stensilan erny arrow yang sering dibawa Ruslan ke kampus, hanya terdiri dari 60 halaman saja. Perhitungan yang ada hanya ada perhitungan head pompa dan perhitungan diameter pipa saja. Benar-benar simple dan kurang berbobot sebenarnya.Tapi aku tak peduli mengenai ini. Targetku yang penting lulus , menjadi sarjana dan bisa segera bekerja, titik! Tidak peduli nilainya hanya dapat yang pas-pasan saja alias C.

Nah, saat jam 10 malam pengumuman kelulusan diumumkan kami semua kecuali tiga orang menyambutnya dengan gembira (eh..empat orang maksud saya yang tidak bergembira, yang keempatnya ya sudah pasti si Harry. Dia tidak gembira karena banyak kawan-kawannya yang lulus, sementara harapan dia mestinya banyak yang tidak lulus supaya bisa kembali ujian bersama dia). Hore...kami lulus !!!! Kami lulus ...!!!!
Thanks God ! The first difficulties in our lives has gone... (by Sutedja)

Note: Terimo kasih buat Henry yang sudah minjemin jas buat aku ujian walaupun sedikit kedodoran.

No comments:

Post a Comment