Saat masa kuliah dulu, tempat makanan favorit saya adalah warung kecil di pinggir jalan di daerah Puncak Sekuning, Bukit Besar. Rumah makan ini terletak diujung jalan yang membelah kuburan penduduk sekitar daerah tersebut. Kuburan yang padat. Kuburan yang terkenal dengan nama yang sama “Puncak Sekuning”.
Saya suka makan di sana bukan karena makanannya enak, tetapi lebih karena harganya yang murah. Maklum saat kuliah uang saku selalu diberi pas-pasan oleh orang tua. Di sana dengan uang 600 rupiah sudah bisa makan sepiring besar lontong plus beberapa potong tempe. Sudah cukup untuk mengganjal perut sampai jadwal makan siang datang.
Saat makan siang, yang lebih sering menemani makan di sana adalah Henry dan Harry.
Teman saya yang dua ini nafsu makannya luar biasa. Satu bakul nasi bisa dihabiskan sendirian saja walaupun lauknya cuma sepotong tempe dan semangkuk sayur. Bagi kami bertiga yang penting nasinya, lauk urusan belakangan. Yang penting murah dan mengenyangkan, sehat urusan belakangan. Kalau sudah masuk perut, biar perut yang mengaturnya ..ha..ha...
Henry inilah yang mengenalkan saya dengan olehraga angkat beban. Berat badan saya yang semula hanya 59 kilo, naik drastis menjadi 71 kilo hanya dalam waktu 3 bulan. Tangan saya yang semula kecil, sekarang kelihatan bendol-bendolnya. Dada yang dulu rata, sekarang sudah seperti dada perempuan abege. Kalau pakai baju, kelihatan sempit dan nge-press bentuk tubuh. Wuihhh..keren...
Tapi gara-gara olahraga ini juga ibu saya sering berteriak histeris karena telor di dalam kulkas cepat sekali habisnya. Sehari saya bisa melahap delapan butir telor. Menurut Henry, Ade Rai malah bisa makan sampai 40 butir telor sehari. Bayangkan kalau pas lagi kentut, bagaimana baunya ...
Sebagai remaja yang baru tumbuh dengan olah raga berat yang jadi pilihan, sudah tentu kami perlu asupan energi yang banyak. Energi inilah yang kami dapatkan dari sebakul nasi, semangkuk sayur dan beberapa potong tempe dari warung makan yang kami beri nama “PCK”, kependekan dari Puncak Sekuning. Belakangan baru saya tahu bahwa nasi ternyata merupakan sumber karbohidrat yang buruk untuk proses pembentukan otot. Pantesan disamping ototnya muncul, perut juga ternyata ikut muncul ...
Memang kebiasaan kami dulu kalo lagi laper salah satu alternatifnyo makan Lontong Tempe di dekat SMAN 2. Kami memberi istilah ngeLONTE yakni nge-LONtong TEmpe..jadi kalo ado budak2 yg dak ngerti istilah ini bisonya terheran2 & takjub..wah budak TM-89 hobinyo ngeLonte..ha3
ReplyDelete