Posisi menentukan prestasi adalah istilah umum yang dipakai para mahasiswa saat menghadapi ujian. Maksudnya disini bahwa pilihan tempat duduk kita waktu ujian akan sangat menentukan nilai yang kita dapatkan. Biasanya tempat yang dipilih adalah di kursi di barisan belakang dan agak ke pojok di tempat yang sulit dijangkau oleh radar mata dosen pengawas ujian.
Untuk mendapatkan posisi yang nyaman tersebut biasanya kami rela datang lebih awal dari jadwal ujian. Soalnya kita harus merebut tempat yang diinginkan tersebut dengan perjuangan dan kerja keras bila perlu dengan sikut-sikutan. Kalaupun kalau kita berhalangan datang lebih awal, disarankan untuk meminta bantuan konco2 kita untuk nge-tag tempat untuk kita (istilah kerennya reserved seat, kayak VVIP person aja..).Jadi, ngetag tempat itu sudah dari dulu dilakukan oleh kami, Dimana-mana kalo mau mendapatkan posisi wuenak ya harus berusaha keras bung…jer basuki mawa bea..there is no such thing as a free lunch men..
Selain tempat duduk yang berada di deretan belakang, persiapan lain yang harus dilakukan adalah mempersiapkan materi contekan di dalam kertas-kertas kecil. Kalo teman yang agak rajin biasanya sudah mempersiapkannya pada malam sebelum ujian. Teman yang agak rajin ini, materi contekannya akan dipinjam oleh teman yang kurang rajin, untuk dibuat copy pastenya, atau kalaupun masih malas untuk membuat copy contekan (terlalu..kata bang Haji Rhoma Irama ), masih ada tempat foto copian, walau moto copy-nya dengan rasa malu yang sudah hilang, masak contekan saja difoto copy.Tetapi hal-hal tersebut memang harus dilakukan demi perjuangan supaya bisa lulus ujian.
Kalau persiapan –persiapan diatas, yakni posisi duduk dan contekan sudah siap, maka kita tinggal menunggu dengan tenang peristiwa ujiannya sendiri. Biasanya, di saat ujian ini akan terlihat suatu pola kerjasama yang manis dan kompak dari teman2 sekalian. Terjadi oper-mengoper jawaban soal dan keberanian inovasi mencontek yang benar-benar luar biasa yang dipertunjukan teman2.
Hal diatas berlaku kalau dosen pengajarnya bermata rabun,sudah cuek dengan aktivitas mahasiswa2 bandel yang tidak berusaha keras untuk belajar ujian. Kalau dosen pengajarnya terkenal bermata awas, sangar, killer dan raja tega untuk tidak meluluskan mahasiswa yang berani mencontek, tentu saja kami tidak berani untuk melakukan aktivitas mencontek tersebut. Kami akan berusaha mengarang-ngarang jawaban ujian supaya kertas ujian keliatan terisi penuh. Dengan harapan siapa tahu bisa lulus dengan belas kasihan dosen atau paling tidak mendapat nilai upah nulis. Tapi ada satu senjata rahasia lagi yang dapat mengatasi nilai jelek tersebut, caranya dikenal dengan “Lobby Factor”. Cukup bermodal oleh-oleh seperti otak-otak dan makanan kecil lainnya, kita bisa mendatangi dosen-dosen tertentu untuk PDKT dan mohon bantuan memperbaiki nilai. Ternyata kelak dikemudian hari, faktor-faktor non teknis seperti lobby-melobby inilah yang banyak membantu dalam pergaulan dan menjalin relasi di dunia kerja. Benar nggak Cing? (by Amrizal "Joe" Malik)
No comments:
Post a Comment